Sejujurnya ketika menjadi
staff Binkad aku bercita-cita ingin menjadi koakh Binkad, sampai-sampai saat
melingkar dan disuruh menuliskan impian ke depan aku menuliskan impian itu.. bukan
karena jabatan atau karena ingin terkenal.. Aku merasa diriku akan lebih baik
dan lebih sholehah kalo aku memegang amanah yang lebih berat, karena aku pasti harus
mengerem kenakalan2ku dengan status amanah itu.. Bagaimana aku bisa
menghasilkan kader yang sholeh/ah kalo aku belum mensholehkan diri? Aku harus
menuntut diriku.. Aku harus militan.. Aku harus ini dan itu..
Tak terasa satu tahun
kepengurusan yang menyenanggkan telah berlalu, saatnya mengemban amanah baru..
Mungkin sudah sebulan
yang lalu Koakh-ku tersayang (yang selalu mengajakku makan karena jam lapar
kita sama), Mb Anisyah tiba-tiba melobiku untuk menjadi penggantinya.. Beliau
hanya ingin aku lebih siap ketika mengemban amanah ini.. tidak seperti beliau
yang tiba-tiba dipilih dan awalnya merasa terpaksa (tapi akhirnya sepenuh hati J )..
Ketika mendengar itu entah kenapa aku bukannya
senang ketika salah satu impianku terwujud..




